1. Perbedaan yang signifikan antara kemampuan anak dengan performa yang ditunjukkannya
Anak dyslexia umumnya menunjukkan performa yang baik dalam area kreativitas (sperti drama, seni, melukis), dan dalam area koordinasi fisik (seperti pelajaran olahraga, berenang, kegiatan olahraga). Namun, perbedaan hubungan saraf di dalam otak membuat mereka sulit memahami teks (dan sering kali dengan angka-angka). Kemampuan membaca yang mereka tunjukkan umumnya sesuai dengan anak-anak yang 2 tingkat lebih rendah dari mereka.
2. Terdapat sejarah gangguan belajar dalam keluarga.
Dyslexia bersifat genetic. Meski demikian, dyslexia juga dapat disebabkan infeksi telinga pada usia dini. Kedua hal ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam membedakan bunyi kata yang serupa.
3. Kesulitan mengeja.
Mengeja adalah tugas tersulit bagi anak-anak dyslexic. Mereka sering membuat kesalahan dalam mengeja kata-kata singkat yang sederhana, seperti mengeja does/duz, please/pleeze, knock/nock, dll. Anak-anak dyslexic juga mengeja secara ’jumbled’. Semua huruf yang diperlukan dalam membentuk satu kata diletakkan dalam urutan yang berbeda, seperti dose/does, freind/friend, siad/said, dll. ”Jumbled spelling” menunjukkan anak mengalami kesulitan dalam visual memory. Umumnya, anak-anak non- dyslexic menggunakna visual memory ketika mencoba mengingat ejaan yang sulit: mereka anak mencoba menuliskan 2 atau 3 versi ejaan dan memutuskan ejaan mana yang paling benar. Kemampuan visual memory anak dyslexic tidak adekuat untuk tugas ini.
4. Sulit membedakan kanan dan kiri.
Kesulitan ini terlihat dengan jelas ketika anak diminta untk menunjukkan kaki kiri dengan tangan kanan.
5. Menulis huruf dan angka secara terbalik.
Anak dyslexia terkadang terbalik menuliskan huruf ”b” dan ”d”, ”p” dan ”q”. Huruf-huruf ini terlihat sama jika dipantulkan melalui cermin, dan hal ini membingungkan anak dyslexia.
6. Kesulitan dalam mengerjakan persoalan matematika.
Anak dyslexic kesulitan dalam mengurutkan sesuai aturan. Matematika sangat mengandalkan kemampuan anak dalam mengurutkan bilangan, seperti 2. 4. 6. 8.
7. Kesulitan dalam mengoraganisasi diri.
Anak dyslexic mungkin memiliki kesulitan dalam merencanakan dan berpikir tentang langkah-langkah yang harus dilakukan berikutnya ketika mereka mengerjakan tugas. Mereka dapat dibantu dengan lembaran langkah-langkah tugas yang harus mereka kerjakan atau memberikan kode-kode warna tertentu.
8. Kesulitan mengikuti instruksi 2 atau 3 tahap.
”pergi ke rumah ibu dan tanyakan apakah Peter masuk sekolah hari ini. Tanyakan juga apakah ibu dapat meminjamkan kamusnya kepada saya.” Instruksi semacam ini terlalu sulit bagi anak dyslexic karena melibatkan pengurutan dan kemampuan mengingat.
9. membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin atas apa yang ia ucapkan .
10. Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari teks satu ke teks yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar